Senin, 11 Oktober 2010

Vampire in Fiction [dari Dracula sampai Edward]

Berawal dari heboh film ‘Twilight’, maka gw jadi inget tentang film – film dan literatur – literatur tentang vampir lainnya
mungkin vampire paling ngetop dalam sejarah adalah Count Dracula karangan Bram Stoker, lalu apa perbedaan dan persamaan vampire generasi sang Count dengan vampire generasi modern kayak cowok cantik Edward Cullen?
Count Dracula Edward Cullen
well, pada vampire generasi si Count, vampire – vampire nya masih sangat religius :D , coba saja liat gimana cara Mr. Van Helsing menghadapi si Dracula, berbekal Salib besar dan sekantong Holy Water seorang kakek – kakek (well oke, blom kakek – kakek bener sih, tapi dah lumayan tuir lah) sanggup mengubur vampire yang menurut novelnya terkuat dan terkejam.
tapi seiring perkembangan jaman vampire – vampire juga berevolusi beberapa kelemahan mereka hilang, tapi beberapa kemampuan mereka juga ikut lenyap
misalnya klo vampire jaman si Count takut salib tapi bisa shapeshifting jadi tikus ato kalong, maka vampire yang lebih modern udah gak takut salib, tapi gak bisa berubah wujud lagi.
well tentu saja ini efek kemajuan jaman yang mengutamakan logika, jadi mahkluk mitos seperti vampire pun harus dibikin selogic mungkin :D
Yang tidak pernah berubah dari jaman si Count adalah, vampire harus minum darah untuk hidup, tentu saja jumlah yang harus diminum, efek yang terjadi pada yang diminum darahnya, bahkan spesies yang diminum darahnya pun berubah seiring waktu
si Count selalu minum darah manusia (kebanyakan cewek cakep), trus Louis dari ‘Interview With Vampire’ sempat menghabiskan beberapa tahun cuman minum darah hewan, si cowok cantik Edward juga minum darah hewan, pada beberapa literatur dan film bahkan disinggung mengenai darah sintetis.
lalu mengenai kemampuan para vampire semua literatur menggambarkan vampire sebagai superior being dengan kemampuan fisik di atas rata – rata, sebagian malah punya kemampuan supernatural, tapi tentu saja yang paling ngebuat ngiler adalah immortality yang dimiliki vampire. Mengenai keabadian ini gw pribadi paling suka dengan pendapat Darren Shan, dalam novelnya ‘Saga of Darren Shan’, vampire – vampire di situ TIDAK ABADI, mereka juga bisa menua dan mati, hanya saja proses penuaannya 1/10 manusia, jadi kalau vampire berumur 500 tahun = manusia berumur 50 tahun
Saga Darren Shan
Berikutnya mengenai kultur hidup vampire, ada yang sebagian yang menggambarkan vampire sebagai kelompok borjuis yang gak miskin – miskin sampe puluhan generasi, namun ada juga yang menggambarkan vampire sebagai individu – individu penghuni dunia undergorund, well yah, yang ini gak perlu diperdebatkan sama aja kayak manusia yang ada kelompok borjuis dan orang – orang biasa. Sebagian besar literatur juga menggambarkan vampire sebagai sosok yang romantis, paling jelas terlihat menurut gw ada pada pasangan homo Louis dan Lestat (sayang sekali bukan Twilight :P yang cuman pernah baca Twilight cepet – cepet ambil Interview With Vampire deh)
Louis x Lestat
Terakhir, tiba – tiba muncul pertanyaan iseng dalam hati gw, siapakah the best vampire in history? (the best gak harus selalu baik hati ya, these are vampires after all :P )
berdaarkan pandangan pribadi gw, maka Best Vampire jatuh pada Alucard dari Hellsing, kenapa? karena dia punya masa lalu yang kelam, sehingga alasan dia mengikuti jalan kegelapan sangat jelas. dia kejam, menakutkan, tapi bukan berarti tanpa perasaan. dan yang paling penting dia bener – bener kuat gak letoy kayak rombongan Edward cullun Cullen
Alucard
well….ini kan cuman pendapat gw mungkin temen – temen punya pendapat lain? :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar